https://jurnal.unupurwokerto.ac.id/index.php/janu/issue/feedJurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto2024-10-04T06:11:58+00:00Larin Tikafebriantijanupurwokerto23@gmail.comOpen Journal Systems<p>Jurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto (Janu Purwokerto) diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto. Terbit setiap enam bulan sekali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto (Janu Purwokerto) menerima manuskrip hasil penelitian atau kajian ilmiah di bidang agroteknologi meliputi bidang agronomi, tanah, hama dan penyakit tanaman, mikrobiologi, teknologi benih, pemuliaan tanaman, genetika tanaman, teknologi hasil pertanian, agroindustry, sosial ekonomi pertanian, review kajian pertanian. Jurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto (Janu Purwokerto) mengundang peneliti, akademisi dan intelektual berkontribusi pada pengembangan ilmu pertanian melalui karya ilmiah.</p>https://jurnal.unupurwokerto.ac.id/index.php/janu/article/view/359PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK NPK MUTIARA (16-16-16) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.)2024-09-20T06:39:44+00:00Hanif Kurniawanhanifkurniawan812@gmail.comBayu Handoko Handokobayu.handoko83@gmail.comBayu Handokobayu.handoko83@gmail.com<p>Tingkat keberhasilan dalam budidaya caisim dipengaruhi oleh kebutuhan tanaman dalam mendapatkan nutrisi yang tersedia di dalam tanah. Nutrisi yang dibutuhkan tentu akan selalu hilang oleh aktivitas panen dengan mengambil seluruh bagian tanaman caisim tanpa ada upaya pengembalian nutrisi ke dalam tanah. Salah satu produk pupuk yang banyak digunakan adalah NPK Mutiara dengan komposisi 16-16-16. Dosis yang diberikan di lapangan pada kenyataanya banyak yang melebihi dari dosis yang dibutuhkan tanaman sehingga hasil yang diperoleh justru dapat menurunkan produktivitas tanaman tersebut. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk NPK Mutiara (16-16-16) terhadap pertumbuhan dan hasil caisim serta mengetahui dosis pupuk tersebut yang paling tepat. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan Dosis pupuk NPK Mutiara (16-16-16) yang digunakan yaitu 200 % (D1), 150 % (D2), 100 % (D3), 75 % (D4), 50 % (D5), dan 25 % (D6) dari dosis rekomendasi. Perlakuan dulang sebanyak empat kali ulangan, sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun, volume tajuk, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, dan bobot segar tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara (16-16-16) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, dan bobot tajuk segar. (1); perlakuan yang terbaik yaitu pada dosis pupuk NPK Mutiara (16-16-16) sebanyak 75 % (D4) dari dosis rekomendasi atau 0,56 g/tanaman dengan hasil bobot tanaman segar 27,87 g/tanaman.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> caisim, dosis, pupuk NPK</p>2024-09-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokertohttps://jurnal.unupurwokerto.ac.id/index.php/janu/article/view/370PERBANDINGAN INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT GRAYAK Spodoptera frugiperda (Lepidoptera, Noctuidae) PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN TERASERING2024-09-20T06:39:44+00:00Akhmad Nur Rifaiakhmadrifai5256@gmail.comRatna Dwi Hirma Windriyatirdh.windriyati@gmail.com<p>Salah satu kendala dalam budidaya jagung adalah karena adanya hama. Hama utama yang menyerang tanaman jagung adalah ulat grayak (<em>Spodoptera frugiperda</em>). Kondisi lahan yang berbeda di Kabupaten Banjarnegara menjadikan setiap daerah memiliki kondisi lahan serta cara budidaya yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui intensitas serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung di lahan terasering, 2) mengetahui kepadatan populasi hama ulat grayak pada tanaman jagung, 3) mengetahui perbedaan hasil produksi tanaman jagung yang terserang ulat grayak..Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengamati secara langsung pada 2 lahan terasering budidaya tanaman jagung di Desa Cendana, Kecamatan Banjarnegara yang terdapat serangan hama. Pengambilan sampel dilakukan secara <em>random sampling, </em>dengan dilanjutkan uji t. Pengamatan dilakukan pada tanggal bulan Agustus 2023 sampai dengan Oktober 2023. Sampel tanaman diamati pada usia 10 HST pada bagian atas, tengah dan bawah dengan pengamatan 5 hari sekali. Pengambilan sampel dilakukan secara diagonal yaitu 5 titik, setiap titiknya diambil 10 sampel tanaman untuk mendapatkan data hama pertanaman jagung. Intensitas serangan hama ulat grayak pada lahan 1 lebih tinggi dibandingkan dengan lahan 2 baik pada bagian atas, tengah dan bawah. Intensitas serangan tertinggi sebesar 70% pada lahan 1 bagian atas dan terendah sebesar 58 % untuk lahan 2 bagian terasering bawah. Kepadatan populasi hama ulat grayak pada lahan 1 lebih tinggi dibandingkan dengan lahan 2 baik pada bagian atas, tengah dan bawah. Kepadatan populasi hama ulat grayak tanaman jagung yang tertinggi ada pada lahan 1 bagian atas dengan kepadatan 10% dan terendah ada pada lahan 2 bagian bawah dengan kepadatan populasi sebesar 7,4%.Hasil produksi jagung akibat serangan hama ulat grayak yang tertinggi terdapat pada lahan 2 bawah, yaitu sebesar 6,3 kg jagung kering sedangkan hasil produksi terendah ada pada lahan 1 atas yang menghasilkan 5,5 kg jagung kering.</p>2024-09-20T06:11:05+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokertohttps://jurnal.unupurwokerto.ac.id/index.php/janu/article/view/321RESPON TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA POLA TANAM TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG MANIS PADA JARAK TANAM BERBEDA2024-10-04T06:11:58+00:00Akhmad Ilhamuddinilhamuddin2605@gmail.comBagus Nur Rochmanbn.rochman@gmail.com<p>Kacang hijau merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek sangat baik dikembangkan di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan mendapatkan jarak tanam terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang ditumpangsarikan dengan jagung manis. Penelitian ini menggunakan percobaan non faktorial dengan menggunakan rancangan lingkungan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan jarak tanam J<sub>0</sub> atau kontrol (40 cm x 20 cm secara monokultur), J<sub>1</sub> (40 cm x 20 cm), J<sub>2</sub> (45 cm x 20 cm), J<sub>3</sub> (50 cm x 20 cm), J<sub>4</sub> (55cm x 20 cm), J<sub>5</sub> (60 cm x 20 cm), J<sub>6</sub> (65 cm x 20 cm), J<sub>7</sub> (70 cm x 20 cm), J<sub>8</sub> (75 cm x 20 cm), J<sub>9</sub> (80 cm x 20 cm) dengan parameter diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman. Perlakuan jarak tanam pada tanaman kacang hijau yang ditanam secara tumpang sari dengan jagung manis memengaruhi tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun, cabang produktif, jumlah polong, bobot tanaman basah dan bobot tanaman kering, tetapi tidak berpengaruh terhadap diameter batang. Perlakuan jarak tanam terbaik pada tanaman kacang hijau yang ditanam secara tumpang sari dengan jagung manis adalah perlakuan J2 (45 cm x 20 cm) yang menghasilkan rerata tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah polong, bobot tanaman basah dan bobot tanaman kering, meskipun tidak berbeda nyata dengan kontrol pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot basah tanaman.</p>2024-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Agroteknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto