PERBANDINGAN INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT GRAYAK Spodoptera frugiperda (Lepidoptera, Noctuidae) PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN TERASERING
Abstract
Salah satu kendala dalam budidaya jagung adalah karena adanya hama. Hama utama yang menyerang tanaman jagung adalah ulat grayak (Spodoptera frugiperda). Kondisi lahan yang berbeda di Kabupaten Banjarnegara menjadikan setiap daerah memiliki kondisi lahan serta cara budidaya yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui intensitas serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung di lahan terasering, 2) mengetahui kepadatan populasi hama ulat grayak pada tanaman jagung, 3) mengetahui perbedaan hasil produksi tanaman jagung yang terserang ulat grayak..Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengamati secara langsung pada 2 lahan terasering budidaya tanaman jagung di Desa Cendana, Kecamatan Banjarnegara yang terdapat serangan hama. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, dengan dilanjutkan uji t. Pengamatan dilakukan pada tanggal bulan Agustus 2023 sampai dengan Oktober 2023. Sampel tanaman diamati pada usia 10 HST pada bagian atas, tengah dan bawah dengan pengamatan 5 hari sekali. Pengambilan sampel dilakukan secara diagonal yaitu 5 titik, setiap titiknya diambil 10 sampel tanaman untuk mendapatkan data hama pertanaman jagung. Intensitas serangan hama ulat grayak pada lahan 1 lebih tinggi dibandingkan dengan lahan 2 baik pada bagian atas, tengah dan bawah. Intensitas serangan tertinggi sebesar 70% pada lahan 1 bagian atas dan terendah sebesar 58 % untuk lahan 2 bagian terasering bawah. Kepadatan populasi hama ulat grayak pada lahan 1 lebih tinggi dibandingkan dengan lahan 2 baik pada bagian atas, tengah dan bawah. Kepadatan populasi hama ulat grayak tanaman jagung yang tertinggi ada pada lahan 1 bagian atas dengan kepadatan 10% dan terendah ada pada lahan 2 bagian bawah dengan kepadatan populasi sebesar 7,4%.Hasil produksi jagung akibat serangan hama ulat grayak yang tertinggi terdapat pada lahan 2 bawah, yaitu sebesar 6,3 kg jagung kering sedangkan hasil produksi terendah ada pada lahan 1 atas yang menghasilkan 5,5 kg jagung kering.