Perbandingan Nyala Antara Biopelet dan Biobriket Dari Limbah Ampas Teh Dengan Campuran Limbah Bonggol Jagung
Abstract
Kebutuhan energi di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Seiring perkembangan zaman jumlah penduduk juga semakin meningkat. Kurangnya cadangan minyak, penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak semakin lama meningkat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberadaan hayatinya. Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam bidang perindustrian dari rumah tangga yakni ampas teh, dan tepung kanji.
Ampas teh merupakan salah satu limbah rumah tangga dan termasuk limbah padat. Biobriket adalah bahan bakar yang terbuat dari limbah organik yang telah dikeringkan dan diformulasikan menjadi bentuk yang mudah digunakan sebagai pengganti kayu atau batubara sedangkan biopelet adalah bahan bakar yang terbuat dari limbah organik yang telah dikeringkan, dicampur dengan bahan perekat, dan ditekan menjadi bentuk pelet kecil.
Tujuan pembuatan biopelet dan biobriket untuk menentukan perbandingan dari waktu nyala serta lama nyala dengan perlakuan yang sama setiap komposisinya, serta limbah bonggol jagung untuk campuran perbandingan dan menganalisis nyala apakah sudah memenuhi standar SNI. Metode penelitian persiapan bahan alat, dan melakukan analisis data menggunakan analysis of varians (ANOVA) melakukan uji beda menggunakan SPSS. Hasil pengujian menunjukan bahwa nyala biopelet dan biobriket terbaik adalah komposisi 50%-50% bonggol jagung dan ampas teh dengan nilai 28.30 s dan 31.30 s. Data tersebut belum memenuhi SNI dengan nilai 30.9 s.
Copyright (c) 2023 Journal Agriculture And Biosystem Engineering In Tropic (J-ABET)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.